Kemampuan Berbahasa

Manusia memiliki empat kemampuan berbahasa, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Bagaimana keempat kemampuan tersebut berlangsung?

Pertama, kemampuan menyimak. Kita ambil contoh seorang balita yang sedang belajar berbicara. Sebelum balita tersebut mengucapkan sebuah kata, balita tersebut diberi kemampuan untuk menyimak. Ibunya mengajarkan kata "Mama." Kemudian balita tersebut menyimak kata-kata yang diajarkan oleh ibunya. Setelah menyimak, ia pun bisa mengucapkan kata "Mama", Disinilah proses kemampuan kedua yaitu, berbicara berlangsumg.



Ketika anak tersebut mulai fasih berbicara, proses ketiga, yaitu membaca akan berlangsung. Ibu mulai mengenalkan huruf-huruf alfabet dan si anak mulai belajar merangkai huruf menjadi kata. Dia pun mulai dapat membaca dengan baik. Proses yang terakhir adalah kemampuan menulis. Dari kemampuan membaca, anak diajarkan menulis huruf-huruf, kata, kalimat. Dia pun bisa menuangkan apa yang ada dipikirannya melalui sebuah tulisan.

Setiap kemampuan berbahasa saling berhubungan. Tapi, saya hanya akan membahas hubungan membaca dengan menulis. Pentingkah seseorang memiliki kemampuan membaca? Menurut saya sangat penting. Membaca dapat memberikan banyak pengetahuan. Bayangkan kalau bangsa kita tidak bisa membaca, bangsa kita akan sangat mudah ditipu oleh bangsa lain. Mungkin bangsa kita akan kembali dijajah.

Kita sering mendengar bahwa buku merupakan gudang ilmu dan membaca adalah kuncinya. Melalui sebuah buku kita bisa menjelajah suatu tempat yang belum kita singgahi. Hanya dengan membaca kita bisa mengetahui keistimewaan setiap negara. Kita bisa tahu menara Eifel itu seperti apa dan letaknya dimana, padahal kita belum pernah kesana. Buku adalah guru yang tidak pernah marah.

Seiring dengan era globalisasi, budaya membaca sudah mulai jarang dilakukan oleh bangsa kita, terutama anak-anak. Penyebabnya adalah mereka lebih tertarik dengan permainan online dan media visual. Bagi mereka yang berada dipelosok kota, kendalanya adalah kurangnya media baca. Perpustakaan sekolah mereka hanya menyediakan sedikit buku bacaan dan itu pun kebanyakan buku-buku lama.

Dengan membaca mereka juga bisa menuangkan apa yang sudah mereka baca melalui sebuah tulisan. Banyak media yang bisa digunakan untuk menulis selain kertas, salah satunya adalah blog. Ide-ide menarik kita rangkai menjadi kalimat-kalimat yang menarik dan dituangkan dalam sebuah tulisan hingga akhirnya menjadi sebuah karya.

Untuk itu, mari kita ajarkan budaya membaca kepada mereka. Saya rasa saat ini sudah mulai banyak yang mengadakan acara hibah buku. Kita bisa memberikan buku-nuku kita untuk mereka yang membutuhkan. Apa salahnya jika kita membantu pemerintah untuk memperbaiki bangsa kita. Bukankah rakyat dan pemerintah itu harus saling bekerja sama.

Saat ini juga sudah banyak lembaga yang menaungi orang-orang yang berbakat dalam hal menulis, salah satunya adalah Forum Lingkar Pena atau FLP. FLP didirikan oleh seorang sastrawan yang bernama Helvy Tiana Rosa, pada tahun 1997. FLP sudah tesebar di seluruh Indonesia dan mancanegara. bahkan anggotanya sudah banyak yang mengeluarkan karya fiksi maupun nonfiksi.



*Tulisan ini diikut sertakan dalam rangka Festival Membaca dan Menulis yang diadakan oleh Forum Lingkar Pena 

Comments

  1. budaya membaca sekarang sudah digantikan degan tv padahal membaca itu penting untuk pengetahuan

    ReplyDelete
  2. yup mari galakkan budaya membaca..

    ReplyDelete
  3. Allah juga mengajarkan umat muslim untuk membaca, masih ingat kan saat firman pertama Allah datang ke Rasul..... "Baca"

    ReplyDelete
  4. maksih sharingnya.
    Semoga menang ya
    Aamiin

    ReplyDelete

Post a Comment

Makasih sudah baca postingan saya,
Jangan lupa tinggalkan komentarnya yah :)

Popular posts from this blog

Back to Campus

Kuis

Jangan Mudah Percaya