Kau Menemuiku dan Meninggalkanku

Hari ini aku sangat senang saat dia memberi kabar bahwa dia akan pulang ke kotaku untuk menemuiku. Walaupun dia bilang hanya bisa menemuiku sebentar , tapi kabar kedatangannya sudah cukup membuatku senang. Karena kesibukan masing-masing dan karena kami tinggal di kota berbeda, maka kami jarang sekali bisa bertemu. Dia melanjutkan kuliahnya dan bekerja di Bandung, sedangkan Aku tetap memilih disini, kota kelahiranku.


Dia datang menemuiku di kampus saat jam kosong. Kami memanfaatkan waktu yang terbatas itu, karena aku masih ada kuliah dan dia juga ada urusan. Saat jarum jam menunjukkan pukul 13.30, aku pun harus segera masuk kelas karena sang dosen sudah menunggu. Aku pamit dan aku beruntung karena dia amat sangat pengertian, dia sama sekali tidak pernah protes tentang kesibukanku, hal itu mungkin karena dia pun merasakannya.


Sore itu saat perkuliahan selesai, aku mendapat sms darinya, “Aku pulang sore ini”. Aku pun membalasnya, “ ya hati2 yah”. Saat aku mendengarkan lagu afgan terbaru yang berjudul rumahmu jauh, tiba-tiba rasanya aku ingin sekali mengirimkan lirik lagu itu kepadanya. Aku mengirimkan lirik lagu afgan itu kepadanya, karena aku merasa liril itu mewakili perasaanku.

“Aku suka kamu, tapi rumahmu jauh.
Aku suka kamu, meskipun rumahmu jauh,
Aku rela karena aku sayang kamu”.

Penggalan lirik itu yang aku kirimkan padanya. Dan tak lama kemudian dia membalas smsku, tapi isinya culup membuatku heran, dan bertanya-tanya.

“ Maafkan aku yang sering meninggalkanmu, Aku meninggalkanmu karena aku sayang kamu”.

Kata-kata kedua itu membuatku heran, karena setauku kalau dia sayang aku kenapa dia meninggalkanku?. Aku langsung membalas smsnya, “Klo km syang aku, knp km ninggalin aku?”.

Walau hanya melalui SMS dia sepertinya coba menjelaskan maksudnya. “ya
aku ninggalin km, demi masa depan kita”.

Ah... penjelasan yang cukup singkat dan makin membuatku bingung. Masa
depan kita? Dari pada bingung aku langsung menanyakan maksud dari
kata-kata “masa depan kita”. Dan dia bilang, “Aku ingin menjalin
hubungan srius denganmu, aku ingin mengumpulkan uang untuk melamarmu”.

Penjelasan yang tak hanya membuatku mengerti tapi mampu menghadirkan
senyum simpul dibibirku.Sama sekali tak kusangka bahwa dia akan
berpikir sejauh itu.




# Mohon saran dan kritiknya, cerpen perdana :). Lagi pengen belajar nulis cerpen, mohon komentarnya yah


NB : Cerpen ini sudah hasil editan atas saran mba inge, Makasih mba inge :),

Comments

  1. waaaaah... cerpen toh...
    kirain kisah nyata :D

    ReplyDelete
  2. rupanya kamu dalam musim bunga yach...hihi.its so sweet trie.kamu pasti beroleh kebahagiaan itu satu hari nanti..

    rep/tetamu hati: mekasih atas ajakan kamu tentang puisi.tapi gimana yach?

    ReplyDelete
  3. waduh aku dah terlanjur terharu, ternyata cerpen :) artinya bagus tuh cerpenmu bisa buat orang terhanyut seperti dalam kisah nyata :)

    ReplyDelete
  4. :)..Aku meninggalkanmu karena aku sayang kamu..
    hehe..

    karena aku mau ngumpulin uang buat melamarmu..
    hehe..

    mengejutkan

    ReplyDelete
  5. waduh... baru belajar aja udah menyihir.... gimana kalo nanti udah mahir...

    ReplyDelete
  6. saya kira tadikisah nyata, cinta kok malah ditingalin...

    ternyata belajar cerpen, bagus cerpennya, sampai terlena aku...

    ReplyDelete
  7. hehhe bagus,.... Ku kira certa nyata eh cerpen.. tadinya udah mau bilang Prikitiew uye..uye.. heheheeeeeeee

    ReplyDelete
  8. aku setuju ma Aulawi Ahmad, ceritanya bagus, baca artikel ini serasa aku cuka ikt serta dalam ceritanya.... TOP deh pokoknya.....

    ReplyDelete
  9. cerpennya bagus mbak....
    salam kenal ya n izin tuker follow nya...
    happy bloggging...

    ReplyDelete
  10. wahh katanya perdana cerpennya..!! dengan penuh pengorbanan di lkaukan demi seseorang yg di cintainya.

    ReplyDelete
  11. bagus cerpennya.. kyk menulis dibuku harian aja..

    ReplyDelete

Post a Comment

Makasih sudah baca postingan saya,
Jangan lupa tinggalkan komentarnya yah :)

Popular posts from this blog

Back to Campus

Kuis

Jangan Mudah Percaya