Bunga Terakhir


Jam menunjukan angka 06.30. Gordennya masih tertutup rapat. Begitu juga dengan lampu kamarnya yang gelap. Padahal jam weker disebelahnya sudah sejam yang lalu berbunyi. Dia terlalu asyik di dunia mimpi.

“Reza … ini sudah siang, kau tidak ke kampus?“ terdengar teriakan suara dari balik pintu kamarnya.

Reza terperanjat kaget. Dia mengucek-ngucek mata dan menengok jam disebelahnya yang sudah menunjukan 06.45. Dia pun bergegas mengambil handuk dan masuk kamar mandi.

Dia mengambil tas punggungnya dan buru-buru menuruni tangga. Mencium tangan ibunya. Menaiki motor besarnya dan langsung tancap gas.

“Hati-hati.” Ujar seorang wanita paruh baya di depan pintu yang tak lain adalah ibunya.
Dia hanya menganggukan kepala dibalik helm berwarana hitam. Gawat bisa terlambat kalau tidak buru-buru, ujarnya dalam hati.
***
Sesampainya di parkiran kampus yang megah. Dia segera menaiki anak tangga menuju kelasnya. Ketika sampai di depan pintu, perkuliahan sedang dimulai. Dia meminta izin masuk kepada dosen berkacamata dan berkumis itu.

“Maaf Pak, saya terlambat. Boleh saya masuk?”
 Pak Reno melirik jam, sudah dua puluh menit yang lalu perkuliahan dimulai.
 “Boleh, tapi nanti di kelas lain!! Kau sudah terlambat dua puluh menit.”

Dengan penuh rasa kecewa Reza pun pergi ke kantin. Dia memesan nasi goreng karena perutnya sudah mulai keroncongan.

Di meja bernomor tujuh, Reza melahap nasi goreng yang masih hangat. Dari kejauhan dia melihat sosok wanita yang cantik. Wanita itu menghampiri Reza.

“Lho kamu ngga masuk kelas?” sapa wanita itu sambil menyimpan buku yang dibawanya dan duduk disebelahnya.
“Tidak diizinkan masuk.” Ucapnya cuek.
“Kesiangan?”
“Iya begitulah, kamu sendiri kenapa disini Nay?kesiangan juga?”
“Tidak, dosennya berhalangan hadir.”

Naya adalah sahabat Reza sejak kecil. Naya satu kampus dengan Reza, tapi berbeda kelas dan fakultas. Orang tua mereka juga sudah saling kenal. Wajar saja karena rumah mereka saling berdekatan
Naya sering curhat kepada Reza, begitu pun sebaliknya. Orang-orang mengira mereka adalah pasangan kekasih. Padahal mereka hanya bersahabat, tidak lebih. Mereka sudah seperti kakak dan adik. Dia sering melindungi Naya dari orang-orang iseng.

Dia pernah menolong Naya saat Naya diganggu oleh senior yang usil saat ospek, tidak sopan. Dia rela babak belur demi Naya. Dimatanya Naya adalah sosok wanita yang cantik, cerdas, penuh perhatian dan berhati lembut. Dia sangat tidak tega bila melihat Naya menangis.

“Nanti pulang bareng yuk Nay” ajak Reza
“Duluan aja Za, aku masih ada bimbingan.” Ucapnya sambil tersenyum manis.

Semenjak tingkat akhir mereka memang jarang pulang bareng. Mereka punya kesibukan masing-masing. Naya sibuk dengan jadwal bimbingan skripsinya, begitupun Reza. Mereka sama-sama mengerti dan tidak pernah mempermasalahkannya. Walaupun mereka jarang terlihat bersama-sama, tapi mereka masih menjalin komunikasi yang baik melalui telepon genggam.

Tak jarang Reza bercerita kepada Naya tentang hal-hal konyol yang dilaluinya. Seperti, Reza keceplosan membuang gas di depan umum karena tak kuat menahan perutnya yang sakit. Reza juga sering menceritakan kekesalannya terhadap dosen pembimbing yang seenaknya mencoret-coret skripsinya, padahal dia mengerjakannya semalam suntuk.
***

Tak terasa setahun berlalu. Reza dan Naya telah lulus kuliah. Kini Reza bekerja di sebuah perusahaan swasta terkenal di kota Jakarta. Naya juga sudah bekerja di sebuah bank. Keduanya disibukan dengan pekerjaan masing-masing. Tapi, Reza selalu menyempatkan diri untuk menjemput Naya di tempat kerjanya. Apabila ada waktu senggang mereka makan siang bareng, nonton, jalan-jalan.

Semakin lama mereka bersahabat, Reza merasakan sesuatu yang berbeda di dalam hatinya. Saat bertemu Naya ia merasakan getaran-getaran kencang dalam dadanya. Setiap malam wajah Naya selalu menghantuinya. Rasa rindunya tak dapat diredam, padahal sore tadi baru saja dia bertemu dengannya.
“Seperti inikah rasanya jatuh cinta?” ungkapnya dalam hati.
Dia memang belum pernah menjalin hubungan dengan wanita mana pun. Dia pun baru kali ini merasakan getaran-getaran cinta dalam hatinya.

Hampir setiap hari dia menjemput Naya. Hampir setiap Minggu dia mengunjungi kediaman Naya yang tak jauh dari rumahnya. Setiap dia berkunjung ke rumahnya, dia selalu membawa setangkai mawar merah. Dia tahu bahwa Naya sangat menyukai mawar merah.


To be Continued ...

Comments

  1. judulnya kayak lagu Bebi Romeo. hehe..

    wah penasaran, apa Reza bisa berterus terang tentang perasaannya pada Naya? ditunggu ^^

    ReplyDelete
  2. yaaah...udah baca dari awal ternyata ujungnya "to be contunued..." terus kapan ne mau di update??
    Salam kenal yah,jangan lupa mampir ke blog saya

    ReplyDelete
  3. kok baru sadar lama kalau telah jatuh cinta :D

    ReplyDelete
  4. hihi so sweet bgd...
    cerita cinta anak remaaja, apa masa kini yah? hehhee....

    mawar merah lagi.. prikitiew Okeh dtggu kelanjutannya,. Triii

    salam kenal jga yah

    ReplyDelete
  5. Ditunggu lanjutannyaaaaaa... (>o<)b

    ReplyDelete
  6. to be coninued juga bacanya,,,semangat :D

    ReplyDelete
  7. ketebak endingnya. hehehe. udah kayak iklan XL nih

    ReplyDelete

Post a Comment

Makasih sudah baca postingan saya,
Jangan lupa tinggalkan komentarnya yah :)

Popular posts from this blog

Back to Campus

Kuis

Jangan Mudah Percaya