Sepatu Hak Tinggi


"Aku ya Aku, kamu ya kamu. Jadi, jangan paksa aku untuk jadi orang lain." Teriaknya dengan lantang.
"Tapi, ini demi kebaikanmu juga kan Vi? apa susahnya sih, aku cuma minta kamu pake rok dan highheels!!" 
"Tapi aku ngga bisa, emang ke pesta ngga boleh pake celana jins sama atasan kaos ya Bang?." Tanyanya beharap abangnya itu akan mengizinkannya memakai celana blue jins favoritnya.
"Adeku yang bawel, ini acara formal. Kalau lo pake celana blue jins belel lo itu, nanti apa kata temen-temen gue. Guenya keren adenya malah huh ... "
"Ya udah sih Bang mendingan gue ngga usah ikut lo aja."
"Yakin lo? Nyesel lho kalau ngga ikut gue. Lo tau Last Child bakal tampil di acara itu."
"Hah?serius Bang?Tapi, masa iya gue harus pake yang feminim abis sih." Keluhnya.
"Terserah deh ah, kalau lo mau ikut lo harus pake ROK." Ancamnya dengan tegas.


Viona dan Noval adalah kakak beradik. Mereka terpaut perbedaan umur yang tidak begitu jauh, 2 tahun. Viona adalah adik satu-satunya Noval. Noval sangat menyayanginya. Viona sangat tomboy, mungkin penyebabnya karena di rumahnya tak ada wanita. Ibunya sudah lama meninggal saat melahirkan dirinya. Jadi, dia dibesarkan dan di didik oleh ayah dan kakaknya. Ayahnya tidak menikah lagi, karena ia sangat mencintai almarhumah istrinya. 

Noval selalu berusaha agar adiknya itu merubah penampilannya layaknya seorang wanita. Dia memang tidak mengerti soal fashion wanita, untuk itu dia pernah meminta sahabat wanitanya untuk mengajari adiknya berdandan. Tapi, hasilnya nihil, Viona tetaplah Viona yang tomboy. Jiwa ketomboyannya sudah mendarah daging dalam dirinya.

Hingga suatu waktu, di kampus Noval akan ada acara dies natalies. Kebetulan yang menjadi bintang tamu acara itu adalah Last Chil, band favorit adiknya. Biasanya Viona akan melakukan apa pun asal bisa melihat bintang pujaannya diatas pentas. Makanya, Noval mencoba meminta adiknya untuk memakai rok dan sepatu hak tinggi.

***
Diruang keluarga, papa dan Noval sedang asyik menonton pertandingan sepak bola. Viona yang sedang menuruni anak tangga, kemudian menghampiri mereka. Dengan manjanya Viona memeluk papanya dan berkata,
"Pah, Sabtu depan dikampusnya Bang Noval ada acara, aku boleh ikut?"
"Tentu boleh sayang, kan kamu perginya sama abangmu."
"Wah bearti udah deal pake rok ya." Samber Noval.
Papanya kaget mendengar Viona akan memakai rok. Selama ini dia melihat Viona memakai rok hanya pada saat dia akan sekolah. Di lemarinya saja cuma ada rok-rok seragam sekolah, tak ada rok lain.
"Kamu pake rok?" tanya papanya.
"Huh tau tuh Pah, masa Bang Noval mau ajak aku asal aku pake rok. Ngga ada syarat laen apa? Aku kan ngga bisa Pah. Parahnya lagi Bang Noval minta aku pake sepatu hak tinggi." Ucapnya kesal.
"Biarin pah, biar anak papa ini keliatan cewenya haahaa .." Noval tertawa puas.

Viona bergegas meninggalkan mereka dan menutup pintu kamarnya dengan keras. Sementara itu, papanya masih kebingungan dengan ide Noval.
 "Viona pake rok?!?!?"
Noval menjelaskan idenya, "Kenapa Pa? Masih bingung ya soal rok itu? Gini Pa, kampusku akan kedatangan Last Child, band favoritnya Viona. Dia kan bakal ngelakuin hal apa pun asal bisa liat bintang pujaannya itu. Ide bagus bukan untuk merubah Viona jadi gadis cantik bukan gadis ganteng lagi."
Papanya masih ragu dengan ide yang diusulkan Noval. Selama ini mereka memang sudah kehabisan cara untuk merubah Viona. Dari mulai mendatangkan guru kepribadian hingga memasukkan Viona ke sekolah modeling, semua gagal. Viona selalu punya cara untuk mengagalkannya. 
"Kamu yakin idemu itu akan berhasil? Dia kan banyak akalnya Val."
"Kali ini yakin Pa, soalnya untuk masuk ke acara itu harus bawa tiket. Tiketnya kan aku pegang Pa, jadi Vio ngga mungkin bisa masuk tanpa tiket."
"Ah bisa saja dia membeli tiket secara diam-diam dari temanmu."
"Ngga Pa, tiketnya sudah habis terjual."
"Oh, masalahnya siapa yang akan mengajari adikmu itu untuk dandan? Ngga mungkin Papa kan?"
"Haahaa ... Masalah itu tenang aja Pa, udah ku atur. Aku udah minta Sinta, sahabatku untuk mengajari Viona jalan dengan sepatu hak tingginya dan mendandani Viona."

Percakapan mereka ditutup dengan kemenangan team sepak bola favoritnya. Hingga akhirnya mereka tertidur pulas di sofa. 
Viona yang sejak tadi berada di kamarnya sedang dilanda kegalauan. Di satu sisi ia tidak ingin melewatkan band favoritnya tampil, di satu sisi ia tidak bisa tampil feminim. Baginya rok itu sangat membatasi ruang langkahya. 

***

Setelah berpikir semalaman, akhirnya Viona memutuskan untuk menerima tawaran abangnya. Noval menyerahkan bungkusan kepada Viona. Isinya tak lain adalah gaun malam dan sepatu hak tinggi. Noval juga mengatakan bahwa Sinta akan datang nanti sore untuk mengajarinya berjalan dengan sepatu highheels. 

Sore harinya Sinta datang menemui Viona. Sinta mengajari Viona dengan penuh kesabaran. Setiap hari Sinta mengajari Viona. Tak hanya itu Sinta juga mengenalkan Viona dengan alat-alat make up. Viona sempat bersin-bersin saat Sinta memoleskan blush on ke pipinya. 

Noval sangat senang melihat perkembangan Viona. Noval berjanji kalau Vio berhasil tampil feminim malam nanti, dia akan mempertemukan Vio dengan pera personil Last Child. Hal itu semakin memotivasi Vio.

Sabtu malam yang dinanti tiba. Vio terlihat anggun dengan gaun berwarna biru yang diberikan Abangnya. Noval dan papanya sangat kaget melihat Vio turun bersama Sinta. Sinta berhasil merubah Vio bagaikan princess. Vio sendiri masih kaku berjalan dengan sepatu biru yang dikenakannya.

- To be continued -

Comments

Post a Comment

Makasih sudah baca postingan saya,
Jangan lupa tinggalkan komentarnya yah :)

Popular posts from this blog

Nikah Muda ??

Back to Campus

Jangan Mudah Percaya